Tips
trading forex menggunakan lebih dari satu time frame dan kebanyakan trader
pemula hanya memerhatikan satu tipe time frame saja, lalu memasukkan beberapa
indikator, dan tidak memperdulikan time frame lainnya sama sekali. Inilah
kesalahan yang umum dilakukan para trader pemula. Di saat time frame yang lebih
rendah memberikan indikasi BUY, sering terjadi di time frame yang lebih
tinggi justru memberikan indikasi SELL.
Kali
ini kita akan membahas lebih dalam mengenai bagaimana caranya menggunakan
beberapa time frame sekaligus dengan tujuan mendapatkan keputusan trading yang
lebih matang. Pertama, kenapa anda harus menggunakan beberapa time frame
sekaligus.
KENAPA KITA HARUS MENGGUNAKAN
BEBERAPA TIME FRAME SAAT TRADING
Dengan
ini kami akan menggunakan contoh kasus untuk mendapatkan gambaran yang jelas.
Berikut lengkapnya:
Katakanlah anda menggunakan indikator simple moving average (SMA) dengan periode 200 di time frame 10 menit.
Anda melihat terbentuknya resistance yang dibentuk oleh garis SMA tersebut.
Kemudian anda melihat sebuah doji terbentuk, yang menandakan adanya kemungkinan pembalikan arah trend.
Anda pun bersiap-siap ambil posisi SELL, karena melihat sinyal bearish ini.
Namun ternyata fakta berkata lain, harga justru naik bukannya turun. Anda pun bingung, apa yang sebenarnya terjadi??
Namun jika anda melihat time frame yang lebih tinggi, anda akan tahu apa penyebab kesalahan anda ini. Mari kita lihat seperti apa pergerakan harga di time frame H1.
Kondisi yang ada di time frame H1 justru mengindikasikan yang sebaliknya, yakni harga justru bergerak naik atau bullish. Hal ini dikarenakan harga sudah berada di level support trend line. Belum lagi doji yang terbentuk di sini berada tepat di garis support tersebut. Ini adalah sinyal bullish yang kuat!
Tak lama, harga pun kembali bergerak naik setelah menyentuh garis support.
Inilah
gunanya anda menggunakan beberapa time frame sekaligus sebelum anda mengambil
keputusan trading. Jika anda hanya menggunakan satu time frame saja (seperti
contoh di atas time frame 10 menit saja), maka sudah pasti anda akan rugi. Dengan
melihat time frame yang lebih besar, seperti misalnya time frame H1 atau H4,
anda akan mendapatkan gambaran yang lebih besar mengenai apa yang sedang
terjadi di pasar forex.
MENGGUNAKAN TIME
FRAME YANG LEBIH KECIL UNTUK CARI POSISI ENTRY
Buat
anda yang masih bingung mencari di manakah posisi terbaik untuk masuk ke pasar,
anda bisa mengintip seperti apa pergerakan yang terjadi di time frame yang
lebih rendah untuk mencari posisi yang paling pas. Berikut contoh kasusnya:
Mari kita andaikan anda terbiasa menggunakan time frame H1. Karena anda bukan pemula, anda pun melihat time frame yang lebih besar, yakni H4 untuk mencari gambaran umum trend apa yang sedang terjadi di pair EUR/USD kali ini.
Di time frame H4, anda melihat EUR/USD sedang mengalami uptrend. Sekarang, anda tinggal mencari sinyal di manakah sebaiknya anda ambil posisi BUY. Anda pun kembali ke time frame favorit anda, yakni H1 untuk mencari sinyal BUY. Tak hanya itu, anda pun menggunakan indikator stochastic untuk mencari sinyal BUY yang lebih akurat.
Di time
frame H1, anda melihat terbentuknya doji tepat di garis trendline yang sedang naik.
Selain itu, indikator stochastic membentuk persilangan di area oversold yang
menandakan bahwa tak lama lagi harga akan bergerak naik.
Jika anda masih belum yakin, anda bisa melihat seperti apa
pergerakan harga yang terjadi di time frame yang lebih cepat, yakni M15.
Di time
frame M15, anda pun menemukan kondisi yang sama, yakni pergerakan harga masih
berada di atas garis uptrend, serta indikator stochastic berada di level
oversold. Anda pun semakin yakin bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk
buka posisi BUY.
Hasilnya profit pun sudah bisa anda peroleh. Mantap bukan?
Berikut
ini kombinasi berbagai time frame yang bisa anda padu padankan untuk mencari
sinyal trading:
1 menit, 5 menit, dan 30 menit
5 menit, 30 menit, dan 4 jam
15 menit, 1 jam, dan 4 jam
1 jam, 4 jam, dan 1 harian
4 jam, 1 harian, dan 1 mingguan.
Saat anda mencari time frame mana saja yang ingin anda gunakan, cari
time frame yang memiliki perbedaan di pergerakan harga yang mana bisa anda
lihat secara kasat mata. Jika anda menggunakan time frame yang pergerakan
harganya mirip, anda akan kesulitan untuk menemukan sinyal trading yang anda
cari-cari dan membuat analisis ini menjadi tak berguna