Salah satu strategi trading yang paling popular dan menguntungkan di antara para trader forex adalah breakout. Mengapa bisa menguntungkan, karena breakout ini memungkinkan trader untuk mendapatkan ratusan pip pada saat breakout terjadi. Sebaliknya, trader yang tidak bisa mengantisipasi adanya breakout sudah pasti akan gigit jari saat harga bergerak ke arah yang tak diharapkannya.
Breakout terjadi saat level harga tertentu dilampaui oleh pergerakan harga. Level harga yang dimaksud bisa berbentuk support dan resistance, pivot points, Fibonacci, dan lain sebagainya. Tujuan dari trading dengan strategi breakout adalah masuk ke pasar di saat breakout dimulai dan terus mengikuti trend yang dimulai oleh breakout tersebut, sampai reversal yang baru terbentuk.
Banyak orang yang tertarik untuk menjadi seorang trader forex dikarenakan dinamisnya pergerakan harga mata uang di pasar forex. Namun jika seorang trader tidak hati-hati, pergerakan yang dinamis ini yang justru akan merugikan para trader pemula.
Maka dari itu di pembahasan artikel kali ini kita akan membedah salah satu strategi yang paling efektif untuk menaklukkan dinamisnya pergerakan harga di pasar forex, yakni breakout trading. Dari pada ikut-ikutan orang untuk trading di saat kondisi pasar sedang volatile, kita akan mencoba untuk melihat pair mana yang volatilitasnya rendah, lalu menunggu sampai breakout terjadi dan meraih banyak keuntungan!
CARA MENGUKUR VOLATILITAS
Ada beberapa indikator yang bisa anda manfaatkan untuk mengukur seberapa tinggi volatilitas sebuah pair. Dengan cara ini, anda bisa memprediksi kapan kiranya sebuah breakout akan terjadi. Ada tiga indikator yang biasa digunakan untuk mengukur volatilitas, yakni moving average, bollinger bands, dan average true range (ATR).
JENIS-JENIS BREAKOUT
Ada dua jenis breakout yang biasa terjadi di pasar forex. Yakni continuation breakout dan reversal breakout. Mengetahui dan mengerti seperti apa pergerakan yang dibentuk oleh kedua breakout ini, akan sangat membantu anda untuk memprediksikan seperti apa gambaran umum yang sedang terjadi di pasar forex.
Breakout itu penting karena terjadinya breakout mengindikasikan adanya perubahan jumlah permintaan dan penawaran di mata uang yang anda perdagangkan. Perubahan sentimen ini bisa mengakibatkan pergerakan harga yang cukup lebar dan merupakan peluang bagi anda untuk mendapatkan keuntungan.
Continuation breakout
Sering kita temukan pergerakan trend seakan terhenti dan kondisi pasar berubah menjadi sideways sebelum trend tersebut berlanjut ke arah yang sama. Breakout yang seperti ini dinamakan dengan continuation breakout. Skema sederhananya seperti berikut: uptrend – sideways – uptrend atau downtrend – sideways – downtrend. Trader biasa menyebut gerakan di antara kedua trend ini sebagai konsolidasi.
Reversal breakout
Sebaliknya, reversal breakout adalah kondisi di mana trend yang terbentuk setelah breakout bergerak ke arah yang berlawanan dibandingkan sebelum terjadinya konsolidasi. Skema sederhananya adalah sebagai berikut: downtrend – konsolidasi – uptrend atau uptrend – konsolidasi – downtrend.
False breakout
False breakout adalah ketika harga menembus level support/resistance yang terjadi saat konsolidasi, namun tidak melanjutkan pergerakan arah tersebut. Tapi Yang terjadi hanyalah lonjakan harga yang begitu cepat namun kemudian harga kembali bergerak di koridor support & resistance konsolidasi. Berikut contoh gambarnya:
Sering kali trader terkecoh dengan adanya fakeout ini dan mengakibatkan mereka tidak bisa mendapatkan keuntungan dari trading. Cara paling bagus dan tepat untuk menghindari fakeout ini adalah dengan cara menunggu sampai harga berbalik arah ke sebelumnya dan melihat apakah harga membentuk harga tertinggi yang baru (untuk kondisi uptrend) atau harga terendah yang baru (untuk kondisi downtrend).
Cara lainnya adalah tidak buru-buru buka posisi saat pertama kali anda melihat adanya breakout. Tunggulah sampai anda benar-benar bisa memastikan bahwa memang terjadi uptrend atau downtrend setelah masa konsolidasi. Kekurangannya, anda akan ketinggalan beberapa pip.
TRADING MENGGUNAKAN BREAKOUT
Ada beberapa empat cara untuk trading menggunakan strategi breakout. Anda tinggal memilih cara mana yang paling nyaman anda gunakan saat trading breakout. Yakni menggunakan analisis candlestick, trendline, channels, dan menggunakan segitiga. Mari kita bahas satu persatu.
Breakout dengan analisis candlestick
Ada sejumlah formasi candlestick yang mengindikasikan terjadinya sebuah breakout. Beberapa di antaranya adalah:
Selain analisis candlestick ini, anda juga bisa menggunakan cara lainnya yang mampu membantu anda memperkirakan ke manakah arah breakout yang akan terjadi.
Breakout dengan trend lines
Cara paling umum yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya breakout adalah dengan menggunakan trend lines. Saat menggambar trend line, akan lebih baik jika anda menghubungkan paling tidak dua puncak/lembah. Jika anda mampu menghubungkan lebih banyak lagi puncak/lembah, maka akan semakin kuat trend line tersebut.
Ketika harga mendekati garis trend line, ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, harga akan memantul kembali ke arah sebelumnya, atau harga akan menembus garis trend line dan terjadi breakout. Ini yang kita tunggu-tunggu. Mari kita cari informasi tambahan dengan menambahkan indikator MACD di trading platform yang digunakan.
Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa trend line dan indikator MACD memberikan sinyal breakout yang sama. Ketika pergerakan harga menembus trendline, indikator MACD juga berganti arah histogramnya dari bullish ke bearish. Breakout pun sudah dipastikan akan terjadi!
Breakout menggunakan channel
Mendeteksi adanya breakout juga bisa menggunakan channel. Penggunaan channel bisa dibilang hampir sama dengan trend line. Perbedaannya adalah di channel anda akan melihat sebuah garis tambahan. Bentuk channel kurang lebih seperti ini:
Dengan channel kita bisa mengidentifikasi dua arah pergerakan breakout, baik itu ke arah uptrend atau downtrend. Penggunaannya kurang lebih sama dengan trend line, yakni dengan memerhatikan kapan harga bergerak mendekati garis channel, dibantu dengan indikator seperti MACD atau stochastic supaya kita mendapatkan sinyal yang lebih kuat.
Breakout dengan segitiga
Mengidentifikasi breakout juga bisa dilakukan dengan menggaris “segitiga” di layar platform MT4 anda. Bentuk segitiga biasanya terbentuk saat permulaan pergerakan harga pasar yang dinamis lalu perlahan-lahan menjadi konsolidasi. Ada tiga tipe segitiga yang biasanya muncul di pergerakan harga: ascending triangle, descending triangle, dan symmetrical triangle. Mari kita bahas satu persatu.
Mengukur kekuatan breakout
Mengetahui kekuatan sebuah breakout seperti mendapatkan kepastian bahwa memang ada breakout yang sedang terjadi. Para trader biasanya menggunakan sejumlah indikator untuk membaca kekuatan trend. Umumnya, indikator yang digunakan adalah MACD dan RSI.
TRADING MENGGUNAKAN FAKEOUT
Fakeout adalah kejadian di mana pergerakan harga seolah-olah membentuk breakout, namun justru bergerak kembali ke arah semula. Harga yang sudah menembus level support/resistance ini banyak mengelabui para trader karena percaya bahwa breakout sudah terjadi dan ambil posisi. Namun kemudian mengalami kerugian karena terkena stop loss.
Bayangkan jika anda ambil posisi sell jika anda melihat harga bergerak turun seperti gambar di atas. Sudah pasti anda terkena stop loss ketika harga melanjutkan uptrendnya. Inilah yang banyak mengelabui para trader yang terlalu tergesa-gesa melihat perubahan arah harga yang begitu cepat.
Trading menggunakan fakeout adalah sebuah langkah yang berani, karena anda akan trading melawan arah pergerakan breakout. Namun camkan bahwa strategi ini hanya cocok digunakan untuk jangka pendek, bukan trading jangka panjang.
Buat sejumlah trader, cara yang bisa dibilang nekat ini sangatlah menguntungkan. Yang perlu anda pelajari adalah kapan kiranya pergerakan harga akan melakukan fakeout, bukannya breakout. Trader yang menggunakan strategi ini percaya bahwa breakout cenderung lebih sering gagal terbentuk dibanding berhasil.
Cara pertama untuk trading fakeout adalah dengan mendeteksi kapan kiranya fakeout akan terjadi. Fakeout potensial biasanya ditemukan di sekitar area support & resistance yang dibuat menggunakan trend line, pola grafik, atau harga tertinggi/terendah sebelumnya.
Fakeout trading menggunakan trend line
Jika anda melihat adanya celah antara trend line dengan harga tertinggi/terendah saat anda menarik garis trend line di grafik, maka besar kemungkinan pergerakan harga akan melanjutkan kembali trend yang sedang berlangsung dan menjauh dari trend line. Mari kita lihat contohnya di bawah ini.
Selain itu, kecepatan pergerakan harga juga penting untuk mendeteksi apakah terjadi breakout atau tidak. Jika harga bergerak mendekati garis trend line perlahan-lahan, maka besar kemungkinan breakout tidak akan terjadi. Namun, jika harga bergerak cepat ditandai dengan bentuk candlestick yang panjang, maka breakout sudah hampir dipastikan akan terjadi.
Cara trading fakeout menggunakan trend line ini sebenarnya sederhana saja. Masuklah ke pasar saat harga mulai menjauh dari garis trendline. Dengan demikian anda akan terhindar dari kerugian dengan kemungkinan adanya breakout.
Fakeout trading menggunakan chart pattern
Ada dua chart pattern yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya fakeout, yakni head and shoulder serta doube top/bottom. Pola head and shoulder sebenarnya merupakan pola yang sulit untuk dideteksi, namun dengan latihan dan pengalaman, pola ini bisa anda jadikan andalan untuk meraih keuntungan dari trading dengan fakeout.
Pola head and shoulder bisa dibilang sebagai pola yang memberikan sinyal reversal yang kuat. Jika pola ini terbentuk di akhir uptrend, maka head and shoulder memberikan sinyal bearish reversal. Sebaliknya, jika pola ini terbentuk di akhir downtrend, maka sinyal yang diberikan adalah bullish reversal.
Dari beberapa contoh di atas, kita bisa melihat terbentuknya satu kepala dan dua shoulder di akhir sebuah downtrend. Di pola grafik ini, kita bisa mengatakan bahwa breakout yang terjadi pertama kali adalah sebuah fakeout karena harga bergerak naik kembali.
Namun terbentuknya pola head and shoulder ini adalah sebuah pertanda bahwa akan hadir sebuah breakout lagi ke arah downtrend. Jika anda menarik garis trendline di puncak harga seperti di atas, anda tinggal menyesuaikan di mana anda pasang sell order. Jangan lupa untuk pasang stop loss. Karena di dunia forex tidak ada sesuatu yang pasti.
Pola grafik selanjutnya adalah double top/bottom. Dibandingkan dengan head and shoulder, trader lebih menyukai pola ini karena lebih mudah untuk dideteksi. Mari kita lihat contohnya di bawah ini:
Di ujung uptrend, jika anda melihat pola ini terbentuk, yang bisa anda lakukan berikutnya adalah mencari di mana kemungkinannya fakeout terbentuk. Caranya mudah, tarik saja garis trendline yang menghubungkan lower high yang terbentuk. Setelah itu tunggu saat fakeout terbentuk dan ambil posisi buy sedikit di bawah garis trendline. Dan jangan lupa pasang stop loss.